Wednesday, October 17, 2012

Membaca,,, keep reading


Ayo membaca buku :)
Mari perdalam ilmu dengan membaca......

NEW QUANTUM TARBIYAH


Kader itu : menjadi satu pintu bagi berjuta ilmu, satu jiwa berjuta hikmah, satu pribadi penuh inspirasi, sosok murobbi happy full prestasi, dahsyat full manfaat. Tak ada perintah untuk meminta tambahan kecuali untuk meminta tambahan ilmu. Kita bisa belajar untuk melakukan revolusi besar. Syahadat telah mengubahnya, merevolusi kehidupan preman menjadi pahlawan, dari penjahat menjadi ahlul jihad, dari pembuat onar menjadi pendekar.
Kita bisa belajar dau Umar bin Khaththab r.a. yang merupakan salah satu sahabat Rasulullah yang semenjak masuk Islam membawa banyak perubahan bagi kaum Muslim. Sejak itu, kaum Muslim yang baru sedikit berani shalat dan thawaf secara terang-terangan. Dari kesungguhan Umar r.a. ini beliau mendapat hadiah khusus dari Allah yaitu mendapat bidadari pemalu yang khusus diperuntukkan bagi beliau. Selain Umar r.a. ada beberapa sahabat Rasul yang mendapat hadiah khusus dari Allah seperti Bilal bin Rabbah, Hanzallah, dan Ummu Sulaim.


Mukah mendapat parcel khusus dari Allah?
Berpikir cepat, dan lakukan. Jika kau mengajak satu orang untuk meraih hidayah Allah, hal itu lebih baik daripada dunia seisinya. Tarbiyah bicara, semakin banyak orang yang kau kenal, semakin banyak relasi, perbanyak berbagi.
Janji adalah energi. Kekuatannya dahsyat merasuk ke dalam hati. Ia mengikat untuk diikuti dan dipatuhi. Apabila seseorang manghayati suatu janji, maka akan dapat mengubah dirinya, meningkatkan kepercayaan diri dan mengantarkan kepada kesyahidan di jalan Allah. Akan tetapi, janji juga memiliki konsekuensi, jika seseorang melanggar janji maka akan menyiksa dirinya dan orang yang memilii janji dengannya. Janji akan mengarahkan orientasi dan fokus pada potensi.
Dalam perjalanan dakwah, banyak kader yang mengalami kebosanan, jenuh, sumpek, merasa terbebani, dan banyak beban lain yang menghimpit jiwa. Mari, cek ulang kondisi kita. Hidup itu seperti sekolah yang ada ujiannya agar bisa lulus, jangan sampai dilenakan dengan kesibukan yang sia-sia. Awal dakwah memang berat, tetapi endingnya adalah nikmat, karena halaqah adalah taman surga. Rasulullah bersabda , “Apabila kamu melewati taman-taman surga, berlabuhlah disana.” Ada sahabat bertanya, “Apakah taman-taman surga itu?” Rasulullah menjawab, “Majelis-majelih Ilmu” (HR Thabrani)
Setiap orang akan dihukum oleh dosa yang dilakukan. Cepat atau lambat hanya soal waktu. Lebih cepat lebih baik agar segera sadar dan mengambil pelajaran dari kesalahannya.
Pengangguran adalah penyakit, dan kesibukan adalah obatnya. Seperti air yang diam menghanyutkan. “Siapapun orangnya, selama dia menganggur di rumahnya, dia tidak akan pernah terlepas dari kemungkaran,” kata Imam al-Ghazali.
Mulailah dari yang sederhana. Tersenyumlah. Kekuatan senyum dapat memotivasi, menginspirasi, dan tentunya membahagiakan. Mulailah berfikir untuk memberi, berhenti menuntut dan meminta. Berdakwah, menulis, training, menginspirasi, membentuk kader. Kuncinya ada pada kemauan untuk melakukan. Jadikan masalah sebagai penggugah. Jadikan batas untuk berfikir cerdas. Jadikan tujuan untuk membuka jalan pikiran. Jangan menangisi masaah, tapi syukurilah, tersenyumlah, dan bebahagialah, sebab Allah tidak akan membebanimu di luar kesanggupanmu. Breaking the limit!
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum itu mengubah apa yang ada dalam diri mereka sendiri.” (QS Ar-Ra’d : 11)
Belajar adalah kunci perubahan, keluar dari kenyamanan. Belajar berarti tak mau kompromi dengan kemalasan, dan tak bersekutu dengan penundaan amal yang harus dilakukan. Belajar berarti tidak berselingkuh dengan rasa gengsi, kesombongan dan kepalsuan. Belajar berarti menggunakan segala yang ada untuk meraih prestasi tidak korupsi waktu dan memubazirkan potensi. Belajar berarti tidak berkolusi dengan ketakutan.
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadah kamu dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS At-Taubah : 41)
Tidak ada surga gratisan, melainkan harus dengan usaha keras yang ikhlas demi meraih keridhaan Allah. Ubah paradigma dengan tarbiyah. Tarbiyah bukan sekedar ngaji, tapi jalan perubahan. Tanpa tarbiyah, harakah hanya menghasilkan pribadi yang memahami politik tapi jiwanya keras dan tidak mengenal kelembutan (Muhammad Ahmad ar-Rasyid)
Orang yang menunggu momentum akan rugi, orang yang memanfaatkan momentum akan sukses. Sedangkan orang yang menciptakan momentum akan bahagia. Untuk mengukur kesiapan belajar ada lima dimensi yang harus digali yaitu : openess to new experiences, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticisme. Barangsiapa tidak menyibukkan diri dalam kebaikan maka ia akan disibukan dalam keburukan. Ubahlah paradigma, yakinlah apabila kita tidak melakukan kebaikan niscaya peluang itu akan diisi keburukan. Apa yang kita pikirkan, itulah yang akan menjadi kenyataan karena Allah mengikuti prasangka hamba-Nya.
Ada empat kunci ketenangan hidup menurut Imam Hasan al-Basri :
*      Pertama, aku tahu bahwa rezekiku tidak akan jatuh ke tangan orang lain, maka hatiku tenang
*      Kedua, aku tahu bahwa tugasku tidak akan dikerjakan orang lain, maka aku sibukkan diriku dengannya
*      Ketiga, aku tahu bahwa Allah selalu melihatku, maka aku malu jika aku menjatuhkan diriku dalam lumpur dosa
*      Keempat, aku tahu bahwa ajal itu pasti datang, maka aku selalu bersiap-siap menantinya.
Visi tarbiyah adalah mengislamkan orang Islam dalam pemahaman yang utuh :
*      Membentuk pribadi muslim yang utuh dan khas
*      Menjadi da’i yang andal dan murobbi teladan
*      Menjadi pribadi yang bersih, peduli, profesional, dan melayani
*      Menjadi politisi bermoral yang siap menjadi pelopor perubahan.
Misi tarbiyah adalah perubahan. Bukan sekedar ‘ngaji’ atau ‘thalabul ‘ilmi’ tapi lebih dari itu merupakan proyek raksasa menghadirkan perubahan besar.
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, maka Allah akan menolong kamu dan mengokohkan kedudukanmu.” (QS Muhammad : 7) tegakkan agama Allah di hati, agar tegak pula di bumi.
Dakwah adalah pilihan agar kita dimasukkan ke dalam golongan kaum yang beriman dan diberi pertolongan Allah, bukan golongan murtad yang digantikan. Dakwah akan terus berjalan dengan atau tanpa kita. Kalau tidak bersamamu, dakwah aan bersama yang lain. Kalau tidak bersama dakwah, engkau mau bersama siapa?
“Ada tiga hal yang apabila ketiganya ada padamu, niscaya akan turun kebaikan dari langit dan pasti kamu akan mendapat bagiannya.
1.    Pertama, hendaklah amalanmu hanya untuk Allah SWT.
2.    Kedua, sukailah doa yang menjadi milik orang lain seperti engkau menyukai untuk dirimu.
3.    Jagalah kehalalan makananmu semampumu.” (Abu Hudzaifah r.a.)
Mulailah dari keunikan pribadi, dari diri sendiri, dari keterbatasan diri, berani berkomitmen dan berani berubah. “Diantara balasan kebaikan itu adalah mengajak saudaranya, kebaikan yang lain.”
cek dulu motivasimu sebagai murobbi, bangkit, luruskan niat karena Allah SWT.
Menurut Dr. Drajat Tri Kartono, ada empat faktor yang mempengaruhi seseorang dalam beragama atau beraktivitas yaitu : Ketertarikan intelektual, Ketertarikan spiritual, Ketertarikan emosional, dan Ketertarikan organisasi.
Dalam berdakwah harus selalu bersemangat, semangat untuk bangkit, semangat untuk melejit, semangat untuk merevolusi diri, semangat untuk memulai, semangat untuk membangun militansi, semangat untuk membina diri, semangat janji dan transaksi, semangat konsistensi, dan semangat pembelaan.
Trilogi tarbiyah dapat menjadi sistematika yangmudah untuk diaplikasikan yaitu :
*      Tilawah, membacakan ayat Allah (memberi informasi agar tahu)
*      Tazkiyah, mensucikan jiwa (memotivasi agar mau)
*      Ta’lim, mengajarkan al-Kitab dan sunnah (meningkatkan kapasitas diri agar mampu)
“Sesungguhnya di dunia ini ada taman-taman surga, barangsiapa tidak dapat memasukinya di dunia ini dia tidak akan dapat memasukinya di akhirat nanti.”(Ibnu Taimiyah)
Ciptakan suasana efektif dalam halaqah untuk menghadirkan jannah dalam tarbiyah. Mulailah tarbiyah dengan manunaikan 5s (senyum, sapa, salam, santun, setia); jadi problem solver; the law of attraction; insiratif; adil dan setia pada yang tidak hadir.
Anatomi majelis adalah dibuka dengan iftitah, kemudian tilawah, kalimat halaqah, talaqqi, mutaba’ah, qadhaya; ta’limat, evaluasi dan diakhiri dengan ikhtitam atau penutup.
Desainlah pertemuan pertama semenarik mungkin dan optimalkan persiapanmu agar mutarabbi tertarik untuk datang pada pertemuan berikutnya. Contoh konkret yang paling baik di seluruh muka bumi adalah Rasulullah SAW.
Beberapa hal yang dilakukan Rasulullah untuk menarik hati mutarabbi :
*      Berkata benar dengan cara menarik
*      Mudah dipahami dan bercitarasa tinggi
*      Ritmik, tidak terlalu cepat
*      Humoris dalam kebenaran
*      Service excellent
*      Dengarkan dengan baik
Mengetahui tapi tidak dilakukan sama saja dengan tidak tahu. Ilmu yang tak diamalkan bagaikan pohon tak berbuah.

No comments:

Post a Comment